“Kisah Asmara berawal dari Zodiak”
Di sebuah kota kecil yang dihiasi oleh pegunungan hijau, tinggalah seorang
pemuda tampan bernama Zulfikar Faza Mubina. Zulfikar, atau biasa dipanggil
Faza, adalah seorang pria yang penuh semangat dan ceria. Ia memiliki mata hitam
yang dalam, senyuman yang memikat, dan kebaikan hati yang tak terkira. Ia
bekerja sebagai seorang karyawan di perusahaan swasta dan usahawan di
Yogyakarta.
Lewat media sosial Instagram, ada seorang gadis cantik
bernama Safrin Quroyyah. Safrin memiliki mata coklat lembut dan senyuman manis
yang mampu mencairkan hati siapa pun yang melihatnya. Ia adalah seorang perempuan sederhana yang cantik dan penuh
inspirasi. Safrin sangat mencintai dunia anaki, dan ia selalu berusaha untuk
mengajarkan siswanya tentang adab dan keindahan dunia yang ia ketahui.
Suatu hari, Faza dan Safrin bertemu di ruang chat saat salah
satu dari mereka mengawali pembahasan. Mereka sering berbicara tentang hal yang
tidak penting, tetapi lama kelamaan percakapan mereka menjadi lebih dalam dan
pribadi. Mereka berbagi cerita tentang impian, kebahagiaan, dan rasa cinta mereka
terhadap dunia di sekitar mereka. Dari percakapan demi percakapan, mereka mulai
merasakan ikatan yang tumbuh di antara mereka.
Pada suatu malam, saat bulan sedang bersinar dengan indahnya, Faza mengajak Safrin untuk
pergi ke universe, mereka berbicara tentang impian dan aspirasi mereka yang
paling dalam. Safrin menceritakan tentang keinginannya untuk mewujudkan
cita-citanya, sementara Faza bercerita tentang ambisinya untuk menjadi pebisnis
dan membuka lowongan pekerjaan untuk orang sekitar.
Saat matahari tenggelam, langit dipenuhi dengan warna-warni
indah. Faza menatap Safrin dengan penuh perasaan. "Safrin," ucapnya
dengan lembut, "sejak pertama kali aku melihatmu, aku merasa ada yang
istimewa dalam hidupku. Aku merasa seperti kau adalah lukisan paling indah
dalam hidupku."
Safrin tersenyum dan membalas, "Faza, kau membuat
hatiku bergetar setiap kali kita berbicara. Aku merasa seperti kita adalah dua
warna yang saling melengkapi dalam palet kehidupan."
Mereka saling memandang dengan penuh cinta di bawah cahaya
remang-remang. Dari situlah, hubungan mereka semakin mendalam dan tak
terpisahkan. Mereka berbagi banyak momen indah bersama, dari mengajar di
sekolah hingga mengunjungi galeri seni. Cinta mereka tumbuh seperti bunga yang
merekah di musim semi, penuh dengan kebahagiaan dan kasih sayang.
Pada suatu hari, di atas bukit tempat mereka pertama kali
berbicara, Faza berlutut di depan Safrin sambil memegang kotak kecil di
tangannya. "Safrin Quroyyah, apakah kau bersedia membuatku pria paling
beruntung di dunia ini? Apakah kau mau bersamaku untuk selamanya?"
Dengan mata berkaca-kaca, Safrin menjawab dengan tulus,
"Ya, Faza. Aku mau."
Dari situlah, Zulfikar Faza Mubina dan Safrin Quroyyah
menjalani perjalanan kehidupan mereka bersama-sama. Mereka tidak hanya menjadi
pasangan yang penuh cinta, tetapi juga mitra dalam mewujudkan impian mereka
masing-masing. Di bawah langit berbintang, mereka selalu saling mengingatkan
satu sama lain tentang keindahan cinta yang tumbuh di antara mereka di kota
kecil yang penuh keajaiban itu.
0 Komentar
silahkan berkomentar dengan baik dan sopan
kritik dan saran sangat kami harapkan :)